Jumat, 06 Maret 2009

Penderitaan Ahmadiyah

Ahmadiyah, Derita di Atas Jasa

Oleh : Heni Purwono

13-Des-2008, 21:52:03 WIB - [www.kabarindonesia. com]

KabarIndonesia - Kalau Salman Rushdie dianggap menodai Islam dengan
Ayat-ayat Setan-nya, hal serupa dialami oleh Jamaat Ahmadiyah yangdinilai "menyekutukan" kerasulan Muhammad. Namun nasib jelas berbeda.Kalau Salman Rushdie akhirnya dihukum mati sebagai pribadi, makaJamaat Ahmadiyah secara komunal menjadi bulan-bulanan dari mayoritasyang cenderung berlaku tiran. Sungguh menyedihkan, klaim sesat yangdituduhkan terhadap Jamaat Ahmadiyah justru kebanyakan diakibatkan
oleh desas-desus yang kemudian dijadikan sebagai pembenaran terhadapaktifitas perusakan terhadap Jamaat Ahmadiyah.



Melihat Ahmadiyah Apa Adanya

Kemunculan Ahmadiyah sesungguhnya tak jauh berbeda dengan kemunculan dari faham-faham di Jawa maupun di belahan bumi manapun yangsenantiasa rindu akan tokoh perubah dari keadaan yang carut marut,menjadi zaman yang gilang-gemilang. Sehingga, muncullah kemudian
konsepsi ratu adil, satria piningit, eru cakra, mesias, maupunmelanerisme.
Tak aneh jika faham ini dimana pun dan kapan pun senantiasa akanmenggurita. Hal ini dikarenakan sudah menjadi sebuah hukum alam bahwarotasi kehidupan tentu akan selalu bergulir, dan kondisi perubahan kearah yang lebih dan lebih baik lagi tentu selalu dirindukan oleh semuakalangan. Terlebih ketika faham itu kemudian berbalut denganlegitimasi sebuah religi, makin klop-lah apa yang diyakini tersebutsebagai sebuah kasunyatan.

Ahmadiyah berangkat dari landasan yang hampir diyakini oleh seluruhumat, tak hanya umat Islam, akan munculnya Imam Mahdi. Nah, Imam Mahdidan Isa yang dijanjikan dalam satu nama ini diyakini sebagai pengikutsetia dari Rosululloh Muhammad. Dan bagi kalangan Ahmadiyah, kriteriasemacam ini menitis pada sosok Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qodian
yang mendakwakan dirinya sebagai Imam Mahdi yang dijanjikan.

Konsespsi Pulung dan Tanda-tanda Kenabian

Ternyata konsep pulung atau wahyu yang terkait dengan kondisi alamataupun lingkungan tak hanya dianut oleh tradisi Jawa, melainkankonsepsi tersebut diyakini oleh hampir semua umat di dunia, apapunkepercayaannya. Demikian juga dengan Jamaat Ahmadiyah, ternyatakeyakinan mereka terhadap "kenabian" Mirza Ghulam Ahmad juga diawalidengan gejala alam, yaitu kemunculan gerhana bulan dan matahari dalambulan yang sama, dan hal itu diyakini telah terjadi pada bulanRamadhan tahun 1894 setelah sebelumnya didahului dengan pembaiatanterhadap 40 pengikut Mirza Ghulam Ahmad di Ludhiana, India pada 23Maret 1889.

Dari tokoh sentral Mirza Ghulam Ahmad inilah diyakini oleh JamaatAhmadiyah bahwa keberadan dunia akan selamat ketika umat mendekatkandiri kepada Tuhan dan juga dekat dengan Imam akhir zaman. Konsepsisemacam ini sebenarnya bukanlah menjadi hal yang baru lagi. Hanya sajasepertinya Jamaah Ahmadiyah terlanjur keseleo menisbatkan tokohsentralnya sebagai seorang nabi. Apesnya lagi, kata-kata nabi sudahterlanjur dikeramatkan oleh sebagian besar kalangan dan telah dianggaphabis masa berlakunya.

Sebagaimana Ayat-ayat Setan-nya Salman Rushdie, sesungguhnya Salmanbisa saja selamat dari hukuman mati seandainya ia mau menggantiAyat-ayat Setan menjadi Ayat-ayat Salman. Atau seandainya menggantinyadengan kata Ayat-ayat Cinta, bisa jadi Habiburrahman El Shirazi takakan seterkenal sekarang ini. Pun demikian dengan "kenabian" MirzaGhulam Ahmad. Seandainya saja ia tidak mentasbihkan diri sebagai nabi,namun cukup menggunakan kata wali, bisa jadi ceritanya akan lain.

Lihatlah semisal, keberadaan para Wali Songo atau bahkan Sultan AgungHanyokro Kusumo Khalifatulloh Jawa, yang sebenarnya memosisikan dirilayaknya nabi. Dan ternyata kebenaran semacam itu lebih bisa diterimaoleh banyak kalangan yang sudah menganggap kata nabi sebagai sesuatuyang sudah menjadi titik mati. Padahal, esensi dari tokoh-tokoh itu dimata pengikutnya, bukankah sama? Dianggap sebagai satria piningit yangakan membawa kesejahteraan bagi rakyat, lepas dari keterpurukan zaman.

Jikalau semua kalangan faham akan konsep ratu adil tersebut, makaniscaya tak akan sampai terjadi arogansi di kalangan masyarakat danpemaksaan terhadap suatu keyakinan. Mengingat sesungguhnya apa yangdiyakini oleh Jamaat Ahmadiyah sejatinya juga diyakini oleh semuaumat, hanya saja dengan kadar penamaan tokoh yang berbeda.

Melihat Jasa-jasa, Melepaskan Derita

Dalam sejarahnya, kedatangan Ahmadiyah pertama kali di kawasan kitayaitu di tahun 1925. dan pada masa itu, tentunya menjadi sebuahpencerahan spiritual di tengah penindasan kaum kolonial yang jugamembawa misi religi. Jamaat Ahmadiyah juga mendukung perjuangan bangsa
Indonesia dengan kekuatan spiritual dengan menginstruksikan seluruhpengikutnya untuk berpuasa Senin-Kamis selama dua bulan penuh di tahun1946, membakar semangat perjuangan di media surat kabar yang tersebarhingga ke luar negeri, dan bahkan Soekarno pun sangat terharu denganperjuangan dan pergerakan Ahmadiyah.

Tak aneh jika dalam buku 'Di Bawah Bendera Revolusi', Ahmadiyahmenjadi salah satu bahasannya. Kalangan Jamaat Ahmadiyah yang mahirberbahasa Urdu juga sempat membantu informasi melalui radio bagipasukan Inggris yang sebagian besar merupakan tentara Gurkha yangtergabung dalam pasukan perdamaian NICA, dalam melucuti senjataJepang. Bahkan mungkin jarang yang tahu, ketika rezim Orde Lamaberkuasa kemudian digulingkan oleh mahasiswa sehingga melahirkan OrdeBaru, salah satu aktor paling berpengaruh adalah seorang Ahmadi(sebutan bagi "penganut" Ahmadiyah) yaitu Khuddam, Arif Rahman Hakim,Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang gugur menjadimartir bagi perjuangan mahasiswa untuk memeperbaiki sistempemerintahan di negeri ini, sehingga ia dinobatkan sebagai pahlawanAmanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Dengan jasa-jasanya, pantaskahjika Jamaat Ahmadiah terus-menerus menanggung derita akibatketidaktahuan kita?

HENI PURWONO, S.Pd. Direktur Eksekutif Pusat Studi Penelitian Sejarah
dan Sosial (Puspless)
Diposkan oleh Thalhah di 08:10
Label: Ahmadiyah dalam perjuangan kemerdekaan RI, Derita Ahmadiyah di atas jasanya, Jasa-jasa Ahmadiyah
0 komentar:




0 Comments:

Ahmmadiyya USA with Barack Obama

Ahmmadiyya USA with Barack Obama

Missionary in charge USA, Mr. Daud Hanif Sahib and Naib Amir Mr. Zinda M. Bajwa Sahib & Public Relations in charge, .Read Full Article for Picture.

Untuk direnungkan

LEMBARAN MALFUZAAT

Kutipan Sabda-sabda Hz.Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi & Masih mauud as.

NASIHAT BERKENAAN DENGAN TAKWA

Untuk kebaikan Jemaatku, hal yang sangat penting adalah agar di berikan nasihat berkenaan dengan takwa. Sebab menurut orang yang berakal hal ini adalah nyata bahwa Allah Ta’ala tidak akan ridho/ senang terhadap suatu apapun selain dari pada takwa. Allah Ta’ala berfirman:

Innalloha maallazynat-taqauw walazyna hum-muhsinuwn—[Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-oarang yang yang berbuat kebajikan] (An-Nahl:129)

Bagi Jemaat Ahmadiyah Secara Khusus Diperlukan Takwa

Bagi Jemaat kita secara Khusus diperlukan takwa. Khususnya dengan anggapan bahwa ia telah menjalin hubungan dengan seorang yang telah menyatakan diri sebagai rasul serta masuk didalam ikatan baiatnya, supaya mereka orang-orang yang sebelumnya tenggelam di dalam kedengkian, kebencian dan kemusyrikan atau yang benar-benar telah berkiblat kepada dunia, berhasil memperoleh keselamatan dari segala musibah itu.

Saudara-saudara mengetahui bahwa jika ada orang yang sakit – tidak peduli apakah sakit ringan atau berat – lalu penyakit itu tidak di obati serta tidak di lakukan usaha gigih untuk menyembuhkannya, maka orang yang sakit itu tidak akan sembuh.

Jika sebuah noda hitam timbul di wajah, maka timbul kerisauan, jangan-jangan noda iti semakin berkembang sehingga membuat seluruh wajah menjadi hitam. Demikianlah halnya bahwa dosa merupakan sebuah noda hitam di dalam hati. Kemalasan-kemalasan kecil (kecendrungan untuk bersenang-senang) dapat berkembang menjadi besar. Hal-hal kecil seperti itulah merupakan noda yang berkembang sehingga akhirnya ia menghitamkan sebuah wajah.

Allah Ta’ala Mahapengasih dan Maha penyayang. Demikian pula ia Mahaperkasa dalam menampakkan murka-Nya serta mengadakan pembalasan. Dia melihat sebuah Jemaat di dalam pengakuan dan omong-kosong mereka terdapat segala sesuatu, sedangkan amalan mereka tidak demikian, maka amarah dan murka-Nya akan meluap. Lalu untuk menghukum Jemaat seperti itu Dia mengajukan orang-orang kafir.

Orang-orang yang tahu sejarah mengetahui bahwa beberapa kali orang islam di kalahkan oleh orang-orang kafir. Misalnya, Jhengis khan dan Halako khan telah membinasakan oran-orang islam. Padahal Allah Ta’ala telah menjadikan dukungan dan pertolongan bagi orang-orang islam, namun tetap saja orang-orang islam kalah. Peristiwa-pristiwa seperti itu kadang –kadang terjadi. Penyebabnya adalah, tatkala Allah taala melihat bahwa memang mereka menyebutkan ‘Laa ilaha illallah’ namun hati merka berpaling ke tempat lain serta tidak tunduk mereka benar-benar mengarah kepada keduniawian, maka murka-Nya akan menampakkan diri. (Pidato pertama Hz. Masih Mauud as. pd Jalsah Salanah 25 Des.1897 / Malfuzaat jld.1, h.10-11)

-------oo0oo-------

Jubelium Khilafah Islam Ahmadiyah

“Love for All, Hatred for None” itulah tag line dari Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia yang tepat pada tanggal 27 Mei 2008 memperingati hari berdirinya Khilafat Ahmadiyah yang ke 100 tahun. 100 tahun yang lalu ( 27 Mei 1908 ) merupakan hari dimana diangkatnya Khalifah Jemaat Ahmadiyah pertama kali dan menandakan awal berdirinya Khilafat Ahmadiyah. Khalifah yang pertama terpilih adalah Hadhrat Hakim Maulana Nur-ud-Din, kemudian dilanjutkan oleh Hadhrat Alhaj Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad sebagai Khalifah kedua, lalu Khalifah selanjutnya Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad, Khalifah yang keempat Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, dan sekarang sampai ke Khalifah yang kelima, yaitu Hadhrat Mirza Masroor Ahmad.

Ahmadiyah merupakan organisasi Islam satu-satunya di dunia yang telah menjalankan sistem Khilafat di dalamnya. Organisasi yang didirikan pada tahun 1889 oleh Hadrat Mirza Ghulam Ahmad yang merupakan Imam akhir zaman yang dijanjikan, Imam Mahdi yang turun pada akhir zaman. Tujuan Jemaat Ahmadiyah ini hanya satu yaitu mengangkat kembali nilai-nilai Islam asli yang telah banyak terinteferensi oleh kebudayaan-kebudyaan di dunia. Sebagai organisasi religi, Ahmadiyah sama sekali tidak bermain di dunia politik karena dunia politik merupakan hal keduniaan, namun bagi Ahmadi (sebutan bagi anggota Ahmadiyah) tidak ada larangan sebagai pribadi untuk menggeluti dunia politik selama tidak membawa bendera Jemaat Ahmadiyah. Hingga saat ini Jemaat Ahmadiyah ini telah berkembang di 190 negara di seluruh dunia. Bukti kongkrit yang telah dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah dalam penyebaran agama Islam di seluruh dunia yaitu dengan menterjemahkan kitab suci Al-Quran kedalam berbagai bahasa di dunia, bahkan sampai menterjemahkan ke berbagai bahasa daerah di Indonesia. Dan juga Ahmadiyah telah memiliki sebuah stasiun televisi internasional yang bernama Muslim Television Ahmadiyya (MTA) yang mengudara sejak awal 1990-an . Stasiun televisi ini berisikan khutbah-khutbah dan kegiatan Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia guna menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dan perlu diketahui juga stasiun televisi ini mengudara selama 24/7 tanpa ada iklan.

Kembali ke peringatan 100 tahun Khilafat Ahmadiyah, 27 Mei 2008 sekitar pukul 12:00 GMT atau skitar pukul 7 malam waktu bagian barat waktu Indnesia, Khalifah kelima Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a, menyampaikan pesan yang dapat di-download disini (dalam bahasa Inggris). Inti dari pesan tersebut adalah kepada seluruh Ahmadi di dunia untuk tetap menjaga keimanannya sebesar apa pun cobaan yang menghadang dan menggoyang keimanan para Ahmadi, dan bagaimana pun juga Jemaat Ahmadiyah ini adalah jemaat dari Alaah Ta’ala sehingga apa pun yang terjadi, Allah Ta’ala akan terus selalu menjaganya. Pesan tersebut disampaikan secara langsung pada dari Gedung EXCEL Center, London, Inggris, melalui MTA ke seluruh dunia.

Cobaan yang sedang terjadi khususnya di negara Indonesia, merupakan sebuah ujian bagi keimanan Ahmadi. Karena perbedaan tafsir dan kurangnya pemahaman pada Al-Quran, maka oknum-oknum yang mengatas namakan Islam melakukan penyerangan secara brutal, padahal Islam sendiri tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu, karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam yang artinya dimana Islam itu ada, lingkungan disekitarnya akan terasa kedamaian dan ketentraman bagi siapa pun tidak memandang suku, bangsa, agama, golongan, gender, bahkan benda apa pun itu akan merasakan sejuknya perdamaian.

Mungkin setelah baca tulisan ini, ada beberapa orang yang akan mengatakan sesat, namun perlu disadari bahwa sesatnya seseorang bukan manusialah yang menentukan karena pengetahuan manusia itu sangatlah terbatas dan hal yang berkaitan dengan kesesatan seseorang / golongan hanyalah Allah Ta’ala yang mengetahuinya. Dan perlu dipahami pula arus mainstream tidaklah selalu benar, jika memahami kisah para nabi terdahulu hingga masa Nabi Besar Muhammad s.a.w., para Nabi dan Sahabat pada awalnya merupakan golongan minoritas dan Mereka selalu mendapat tekanan, hinaan, caci dan makian, dan sebagainya, namun Mereka tetap teguh atas keimanan Mereka hingga akhirnya mencapai kemenangan. Karna itulah kembalikanlah segala sesuatunya kepada Al-Quran dan Hadist, bukan kepada hasil kesepakatan sekumpulan manusia.

100 Tahun Khilafat Ahmadiyah ( 1908 ~ 2008 )

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi, Al-Masih

Hadhrat Hakim Maulana Nur-ud-Din, Khalifatul Masih IHadhrat Alhaj Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad, Khalifatul Masih IIHadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad, Khalifatul Masih III
Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IVHadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V

Liwa-e-Ahmadiyyat (Bendera Ahmadiyah)

 

template by : uniQue | modified by : your name